Selasa, 14 Maret 2006

Tentang Cinta

Ada hal menarik yang terjadi dua hari yang lalu, tentang cinta dan ekspersinya. Peristiwa yang membuatku tersenyum geli sekaligus terharu.
Dua hari yang lalu ketika tengah duduk sambil menonton acara televisi bersama adik perempuan saya, tiba tiba ada sms masuk dan setelah saya baca dia juga ingin tau siapa yang mengirim sms itu dan apa isinya. Pesan singkat itu dikirim oleh seorang ikhwan yang isinya sedikit nyeleneh menurutku, inti pesannya dia ingin ta’aruf. Saya sendiri tidak terlalu terpengaruh bahkan cenderung cuex saja dengan beberapa sms yang belakangan dikirimnya. Malah yang sepertinya kebakaran jenggot adalah adik perempuan saya itu apalagi membaca sms yang semakin “berani”. Setelah membaca pesan singkat itu, adik saya langsung merajuk sambil berkata “ya udah…mbak cepetan ke Jawa aja!!”. Saya memang berencana untuk merantau ke luar kota tempat saya lahir dan dibesarkan dan sempat mengirim lamaran kerja ke sebuah perusahaan swasta di daerah Jawa Tengah.

***

“Yeee…diterima kerja aja belom, ntar aku disana mau makan pake apa? Ga enak kan kalo’ numpang sama sodara” jawabku santai.
“Adek jual HP adek lah……” balasnya tak kalah serius. Kemuadian dia terdiam, saya hanya senyum-senyum melihat ekspresinya.
Tidak berapa lama dia pura-pura nangis….dan oups….malah nangis beneran, mana sampai bibirnya dower lagi. Saya yang jadi bingung, kenapa dia menangis. Mungkin membayangkan saya akan bekerja di luar kota tempat kami tinggal, makanya dia sedih. Begitu batinku. Ibu yang keluar kamar kebingungan melihat si adek nangis, kirain pada habis bercanda. Karena memang jika bercanda, tak lama pasti ada yang nangis. Ibu malah berlalu sambil ngedumel “udah….ga usah kejawa’an, ngapain sih nangis-nangis segala…makanya jangan gurau terus….!!!”.
Sehabis solat maghrib berjama’ah, sih adek masih sesenggukan. Saya jadi bertambah bingung, apalagi ibu. Malah ibu sempat bertanya “mbok kapa’ne adimu, ditabok ya…?!?!”. Langsung saja kutepis tuduhan itu “ga kok….beneeerr!!!mbak jak ga tau ngape adek nangis, dari tadi mbak tanya ga mau jawab, malah smakin jadi nangisnya…”
Setelah dipaksa untuk mengaku oleh ibu, akhirnya si adek buka mulut.

***

Ternyata yang menyebabkannya menangis adalah sms yang dikirim oleh ikhwan “iseng” itu. Pada dasarnya dia ga setuju kalo’ sampe mbak-nya nikah sama ikhwan tersebut tapi di satu sisi dia juga takut sama Allah, kan ga boleh nolak ikhwan tanpa alasan syar’i.
Mendengar penuturannya, saya jadi terharu….ternyata adikku itu sangat menyayangi mbak-nya, padahal dia yang paling sering ngomelin saya dibandingkan Ibu. Dan dia sering banget membanding-bandingkan saya dengan teman-teman lainnya, pernah suatu hari dia berkomentar “coba deh kaya mbak fulanah, seneng adek litany feminim banget, keliatan dewasa….ahh,ga seru punya kk kaya’ mbak Desi” rajuknya kala itu.
Di sisi lain saya juga jadi geli, bisa-bisanya dia berfikir sejauh itu. Saya yang dikirimin sms aja malah cuex aja. Buat saya ikhwan yang caranya aja udah ga ahsan gitu sih ga masuk itungan……

***

Yah….tapi itulah ekspresi cinta. Ibu saja ikut-ikutan nangis, pas ditanya ternyata beliau juga terharu dengan sikap adik saya itu. Subhanallah, kadang kita tidak memahami eskpresi cinta orang-orang yang ada disekitar kita. Protesnya adik atas penampilan saya yang ngoboy dengan kemeja dan ransel butut, bukankah berarti ia sangat perhatian dengan penampilan saya. Marahnya ia ketika saya pulang dalam keadaan letih setelah seharian beraktivitas di luar yang kemudian meletakkan barang bawaan saya di sembarang tempat di kamar, bukankah karean ia tak ingin melihat kamar mbak-nya berantakan seperti kapal karam dan membuat yang ada di dlmnya tidak merasa nyaman.
Ya! Sangat banyak bahkan mungkin terlalu banyak ekspresi cinta dari orang-orang yang mencintai kita yang tidak kita fahami, karena kita tidak menyisakan ruang di hati kita untuk merenunginya, mungkin karena kita terlalu sibuk dengan aktivitas kita atau bahkan kita terlalu bodoh, hanya melihat bungkus luar dari setiap ekspresi cinta yang kita terima.

kamarbiroeku@13maret2006
Terima kasih untuk orang yang telah mengirim sms, atas rekayasa Allah sms itu membuatku smakin mencintai keluargaku. Teruntuk keluargaku tersayang, apapun…aku mencintai kalian karena Allah, smg kita dikumpulkan di Jannah-Nya,amiin…. Selengkapnya...